9/06/2008

Tetangga Favorit


Sebuah cerita sederhana tentang cerita seorang gadis bernama Chika. Yang sangat mengidolakan mbak Nina, tetangga sebelahnya. Hampir tiap hari Chika bertandang ke rumah, entah untuk makan, main, nggosipin seleb ( ya..ampun masih sma udah seneng ngrumpi, dasar anak muda jaman sekarang.). Dan tanpa diketahui oleh Chik, mbak Nina mau pindah!!(lho…kenapa????). penasaran kan pengen tahu kenapa, mari kita lihat drama berikut ini…

(Suasana di kamar tidur Chika, jam 10 siang)

Maminya Chika :Lemoooootttttt……woooiiiii, banguuuuunnn. UDAH JAM BERAPA NI?dasar lemot!!!” ( Itulah julukannya dan alarm pagi manualnya)

Chika : “Huhen morheen…*” (sambil melebarkan kedua tangannya) (* Guten morgen = selamat pagi dlm bhs Jerman,kan masih ngantuk jadinya huhen morheen hehehe.. ).

Mami : (berfashion show*=berkacak pinggang maksudnya…peace ). “Ohayougozaimasu…”(ohayougozaimasu=selamat pagi dlm bhs jepang) . “Jam berapa ni non??udah jam 10 masih molor...”

Chika : “Tapi kan…”

Mami : “Tapi apa???tapi kemaren malam kamu ada kerja kelompok, itu bukan alasan buat bangun siang tau..”. “Mama..Cuma takut kalau, anak mama satu-satunya ni jadi jelek di mata orang-orang karena suka bangun siang…:”.(mama sambil tetap membelai rambutku). “Sudah..sana mandi, terus makan. Katanya kamu mau pergi ke rumah Ella. Ngiih..sana.” ( sambil menatap mataku, dan kemudian berdiri.) “Mama..mau ke rumah sebelah, mau bantu mereka pindahan…”ucap mama.

Chika : “Apa???”ucapku kaget. “Maksud mama, mbak Nina pindah!!”.

Mami :“Iya..Mbak Nina pindah, soalnya rumahnya sudah di beli sama Pak Kusno…”

Chika : (Aku hanya bisa terpaku mendengar ucapan mama, yang kemudian meninggalkanku sendiri di kamar. Kok..Mbak Nina ga bilang sih kalo mau pindah, ya…maklum sih dia kan sudah bersuami, dan hal seperti ini kan biasa wong cuma pindah rumah saja. Tapi, hal ini menurutku hal yang mengejutkanku karena disamping aku dan Mbak Nina punya hubungan dekat, dia dan suaminya adalah tetangga favoritku. Aku sangat kehilangan mereka, jika mereka pindahT_T). (bangun dari tempat tidur).



( Pindah setting di Rumah Mbak Nina)

Guubraakkk


Chika : (Tiba-tiba aku dengar suara itu, kayaknya dari arah sebelah rumah. Rumah Mbak Nina. Aku cepat-cepat bangun dan mengenakkan sandalku berlari ke depan. Dari kaca, aku lihat banyak orang-orang berkumpul di depan rumah Mbak Nina).


Aku menerobos orang-orang sampe aku ada di depan mereka. Dan yang kulihat…

Chika : “Astagaaa…”( kaget melihat tubuh didepanku). “Mas Erik kenapa ?” (tanyaku pada orang di sebelahku.)

Tetangga : “Mas Erik..tadi jatuh dari atas, waktu ambil antenna. Dipikirnya dia nginjak kayu bawahnya asbes ternyata dia malah nginjak asbes ya..otomatis jatuh. Waktu saya denger gubbraak tadi saya langsung lari kesini. Dan ternyata Mas Erik sudah jatuh, untungnya mobilnya sudah dipindahin dulu, kalo ga…”

Mbak Nina : “Masss…sadar mas, mas..!!mas!!”( sambil mengguncangkan tubuh mas Erik.)

Tetangga : “Tenang mbak…!!Lebih baik Mas Erik di bawa kedalam ( sambil memegang pundak mbak Nina.)


(Setting : Di kamar Mbak Nina)


Mbak Nina : “Mas..!! ( menangis T_T)

Tetangga : “Mbak…saya sudah telepon dokter, sebentar lagi datang..”

Mbak Nina “ Iya..pak, terima kasih. Saya nunggu Mas Erik di sini saja. (Sambil mengusap mata.)


(Beberapa menit kemudian)

Dokter datang.

Dokter : “ehm…ehm….”(sambil memeriksa mas Erik, yang pucat pasi). “ Lebih baik sekarang di bawa ke rumah sakit. Untuk mendapat pertolongan lebih lanjut. Saya akan berikan surat rujukan..”

Mbak Nina : “Iya..dok…”

Chika : “Tenang ya..mbak. Mari…kita tunggu ambulan, dan menyiapkan baju-baju untuk mas Erik. “ ( Sambil memeluk mbak Nina)

Beberapa minggu kemudian, setelah peristiwa tersebut. Mbak Nina sudah pindah, Chika meluangkan waktu pergi ke sana.

Chika : “Permisiii… Spada…mbak Ninaa!!”( sambil mengetok pintu)

Mbak Nina keluar, dengan terburu-buru.

(membuka pintu)

Mbak Nina : “Chikaaa…!!”

Chika : “Mbak Nina…ya..ampun aku kangen banget sama mbak.”

(berpelukan)

Chika : “Mbak…Mas Erik gimana?udah sehat kan mbak?”

Mbak Nina : ”Mbak bersyukur banget sama Tuhan, Mas Erik bisa sehat lagi. Setelah kejadian itu, mbak introspeksi diri… Sebenarnya…”

Chika : “ Ada apa mbak??”

Mbak Nina : “Gini ceritanya, sebenarnya mas Erik itu ngga setuju kalo kita pindah dari rumah yang dulu. Soanya itu rumah keluarga satu-satunya milik keluarga mbak. Mbak juga ngga setuju kalo rumah itu ngga dijual. Malam sebelumnya mbak sama mas Erik bertengkar. Mbak juga sempet maki-maki mas Erik. Kemudian besoknya terjadi peristiwa itu, mbak menyesal sekali….” (menangis)

Chika : “Ehm…begitu toh ceritanya. Ya..udah mbak, yang penting sekarang mas Erik sudah sehat dan bisa bekerja lagi. Dan mbak..sebenarnya…Chika juga sedih waktu tahu mbak Nina mau pindah. Mbak Nina sama mas Erik itu sebenarnya tetangga favoritnya Chika…”

Mbak Nina : “Hah…tetangga favorit??maksudnya???”

Chika : “Ehm…soalnya menurut Chika mbak sama Mas Erik tuh pasangan yang serasi bangeeettt yang pernah Chika kenal..”

Mbak Nina : “Hahahaha…Chika, kamu ada-ada saja. Ya..mbak berterima kasih udah bisa jadi tetangga favorit kamu…”

Chika : “hahahaaha…terima kasih juga mbak, selama ini mbak sering beri solusi kalo Chika ada masalah.”


(Sambil berpelukan )



Ya..itulah cerita sederhana tentang seorang gadis yang mengidolakan tetangganya. Satu makna yang dapat di ambil dari cerita ini adalah sering kita sebagai manusia pada saat emosi tidak bisa menjaga perkataan yng kita keluarkan. Hendaknya kita bisa mengendalikan diri dalam menjaga setiap perkataan kita.




Tidak ada komentar: